Previous chapter:
Chapter 3: – Mata Pedang dan Bayangan
Next chapter:
Chapter 5: – Tetesan Darah Pertama
PREVIEW
... aknya turun gunung, mendekati desa-desa kecil di perbatasan yang dikuasai Ordo Cahaya. Bukan untuk menyerang, melainkan mengamati. Varrok menanamkan satu prinsip penting: mengenali musuh sebelum mengayunkan pedang.
Suatu sore, mereka tiba di desa Luthar, tempat yang baru saja dijarah oleh pasukan Cahaya. Rumah-rumah gosong, aroma kematian masih pekat, bercampur dengan bau daging yang hangus. Angin sore membawa bisikan lirih seperti tangisan samar, dan tiap langkah di atas abu memunculkan ...
YOU MAY ALSO LIKE