Previous chapter:
Chapter 31: – Retakan Kepercayaan
Next chapter:
Chapter 33: – Jejak Darah di Lembah Curam
PREVIEW
... ngah hutan yang semakin gelap. Udara malam mulai menggigit, sementara suara burung hantu menggema, menciptakan irama kesunyian yang mencengkram. Kabut tipis menyelimuti pepohonan, mempertebal rasa waspada yang telah melekat di tubuh mereka sejak pertemuan terakhir dengan prajurit Ordo Cahaya.
Kaelen berjalan di depan bersama Varrok, sesekali bertukar pandang dengan pemimpin mereka itu. Tidak ada kata-kata yang keluar, tetapi beban yang sama terpancar di antara mereka. Darek dan Aria meng ...
YOU MAY ALSO LIKE