Previous chapter:
Chapter 41: – Retakan di Antara Kita
Next chapter:
Chapter 43: – Suara di Antara Bayangan
PREVIEW
... an menipis. Udara dingin masih menggigit, meski sinar hangat mulai merayap ke permukaan tanah yang lembap. Pos penjaga yang mereka duduki berdiri di tengah hutan lebat, di atas dataran kecil yang sedikit terbuka. Bangunan kayu sederhana itu tampak lusuh, dengan bekas-bekas kebakaran di beberapa bagian. Parit dangkal mengelilingi pos, dengan pagar kayu runcing sebagai perlindungan, meski terlihat rapuh setelah pertempuran sebelumnya. Bau anyir darah masih samar tercium di udara, bercampur dengan ...
YOU MAY ALSO LIKE