Previous chapter:
Chapter 87: Jangan Khawatir 2
Next chapter:
Chapter 89: Darah Serigala 2
PREVIEW
... ri segalanya dia hanya ingin pergi. Sulit untuk menatap wajahnya ketika momen-momen dari tadi malam terus terlintas di benaknya, bayangan s3x yang tak ada habisnya dan menakutkan menghantuinya.
Dia menangis dan meronta seperti anak kecil yang kewalahan. Indranya telah didorong hingga batasnya. Itu sangat mendasar dan mentah dan Ishakan telah menyerah sepenuhnya pada dorongan primitif yang tidak dapat dia pahami. Cobaan itu membekas dalam benaknya, dan kenangan akan sentuhan pria itu memb ...
YOU MAY ALSO LIKE