Previous chapter: 
                                    
                                        Chapter 1: Leah De Estia
                                
                                                                                        
                                    Next chapter: 
                                    
                                        Chapter 3: Di Penginapan Lusuh
                                
                                                    PREVIEW
... ya dan melangkah mendekat.
"Jangan pernah berpikir bahwa pernikahan ini bisa membuatmu lari dariku." Jarak helaan napas di antara mereka, bisikan menghina menembus telinga Leah seolah-olah itu adalah suara ular. "Pada hari aku naik takhta... Aku akan menjadi orang pertama yang membawamu kembali ke ibu kota."
Itu adalah ancaman, tapi Leah tidak merasa takut. Sebaliknya, tawa lembut keluar dari bibirnya, yang menusuk sang pangeran jauh ke dalam perutnya. Dia ingin membalasnya tetap ...
YOU MAY ALSO LIKE
                                


























